Hemat

Written By satria baned on Wednesday, January 9, 2013 | Wednesday, January 09, 2013

Dalam Islam, bekerja merupakan kemuliaan. Berangkat pagi pulang petang dalam rangka mencari nafkah untuk keluarga merupakan jihadnya seorang muslim. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang bekerja. Barang siapa yang bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka ia laksana seseorang yang bertempur di medan perang membela agama Allah." (HR. Ahmad).

Selain meningkatkan produktivitas, Islam juga mengajarkan agar terbiasa dengan pola dan budaya hidup hemat. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat Al Furqon ayat 67, "Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."

Berpijak dari ayat diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa budaya hemat memiliki aplikasi yang sejajar dengan perintah Allah. Oleh karena itu setiap muslim hendaknya memahami pentingnya meningkatkan budaya hemat dalam kehidupan sehari-hari.

Pertamahemat sebagai upaya menyimpan kelebihan setelah kebutuhan primer terpenuhi. Rasulullah pernah berdiskusi dengan Jabir, "Mengapa engkau berlebih-lebihan?" Jabir menjawab, "Apakah didalam wudhu tidak boleh berlebih-lebihan?". Kemudian Rasulullah menjawab, "Ya, janganlah engkau berlebih-lebihan ketika wudhu meskipun engkau berada di sungai."

Keduahemat sebagai modal untuk kemaslahatan generasi setelah kita. Nasehat Rasulullah, "Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik dari pada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan miskin. Mereka menerima kecukupan dari orang lain. Mungkin orang lain memberinya atau mungkin menolaknya. Sesungguhnya tidaklah engkau memberikan nafkah dengan ikhlas karena Allah kecuali engkau akan mendapat pahala dariNya." (HR. Muttafaq'alaih).

Ketigahemat sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah. Karena sikap hemat merupakan perintah Allah, maka jika terbiasa dengan pola hidup hemat, sebenarnya kita tengah melakukan pendekatan diri dan melaksanakan perintahNya
.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Perasangka Buruk


Zhan atau prasangka secara bahasa memiliki dua makna, yakin dan prasangka (dugaan). Zhan bermakna yakin seperti dalam firman Allah, artinya, “Yaitu orang-orang yang meyakini (يَظُنُّوْنَ), bahwa mereka akan menemui Rabb (Tuhan) mereka, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS.al-Baqarah: 46)
Zhan bermakna prasangka seperti firman-Nya, artinya, “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tidak akan menolongnya (Muhammad) di Dunia dan Akhirat…”(QS. al-Hajj: 15)
Secara istilah, zhan adalah mengetahui sesuatu, disertai kemungkinan yang kecil kalau pengetahuan dia itu salah. (Syaikh al-Utsaimin)
Zhan menurut para ulama ada tiga:
Zhan yang diharamkan, yaitu su’u zhan (prasangka buruk). Su’u zhan yaitu meyakini sisi buruk seseorang dan lebih menguatkannya dibanding sisi baiknya, dalam hal-hal yang mengandung dua kemungkinan (baik ataupun buruk).
Zhan yang diperbolehkan, yaitu seseorang yang ragu-ragu dalam jumlah raka’at shalat, maka dia boleh mengikuti zhannya (dugaannya) atau mengikuti keyakinannya. Demikian juga prasangka yang boleh adalah yang muncul di hati seorang muslim terhadap saudaranya disebabkan sesuatu yang menimbulkan kecurigaan/keraguan yang ia lakukan.
Zhan yang dianjurkan atau diperintahkan, seperti menyangka benar persaksian saksi yang adil, mengikuti zhan yang berlandaskan pada dalil dalam masalah fikih, berbaik sangka kepada Allah, dan kepada kaum muslimin yang adil dan lain-lain.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Akhlak Terhadap Binatang


AKHLAK TERHADAP BINATANG
1.      Memelihara dan Menyantuni Binatang
Allah Swt. menciptakan binatang untuk kepentingan manusia dan juga menunjukkan kekuasaan-Nya, sebagaimana firman Allah Swt. di dalam Q.S. al-Nur[24]: 45, yang terjemahnya:
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Betapa banyaknya binatang telah dimanfaatkan oleh manusia, ada yang dimanfaatkan tenaganya, air susunya, madunya, dagingnya dan sebagianya. Oleh sebab itu, tepatlah apabila kita disuruh untuk memlihara dan menyayangi binatang tersebut sampai-sampai apabila hendak menyembelih binatang ternak kita disuruh untuk menggunakan pisau yang sangat tajam supaya binatang ternak itu tidak lama mersakana sakitnya.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Akhlak Terhadap Tumbuhan


Alam dan isinya diciptakan oleh Allah Swt. untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah Swt. bukan hanya untuk kehidupan manusia namun juga untuk kehidupan binatang-bintang. Sebagian besar makana manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan-tumbuhan, sebgaaimana firman Allah Swt. Q.S. Thaha[20]: 53-54 yang terjemahnya
“yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.
Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberian-Nya.
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.
Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-Nazi’at[79]: 31-32 yang
“(31)ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.(32)dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Akhlak Terhadap Tumbuhan


Alam dan isinya diciptakan oleh Allah Swt. untuk dimanfaatkan manusia. Tumbuhan merupakan bagian dari alam yang merupakan anugerah dari Allah Swt. bukan hanya untuk kehidupan manusia namun juga untuk kehidupan binatang-bintang. Sebagian besar makana manusia dan hewan tersebut berasal dari tumbuhan-tumbuhan, sebgaaimana firman Allah Swt. Q.S. Thaha[20]: 53-54 yang terjemahnya
“yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.Makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal”.
Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga, melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas pemberian-Nya.
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu lingkungan harus tetap terjaga keserasian dan kelangsungan hidupnya sehingga secara berkesinambungan tetap dalam fungsinya sebagai pendukung kehidupan.
Allah swt. Berfirman dalam Q.S. al-Nazi’at[79]: 31-32 yang
“(31)ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.(32)dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.

Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh kita.
Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis. Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa kita (red- bukan nyawa) semua itu merupaan penyakit hati yang harus kita hindari. Hati yang berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran.

Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.


عن أبى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول االله صلعم. " أيات المنافقين ثلاث, إذا حدث كذب وإذا وعد أخلف, وإذا اؤتمن خان
Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: " tanda-tanda orang munafiq ada tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat." (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa'i)
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More

Kata Kerja Lampau



فعل الماضى (kata kerja lampau)

Pergi
Pulang
Ingin
Suka
هو
ذَهَبَ
رَجَعَ
أَرَادَ
حَبَّ
هما
ذَهَبَا
رَجَعَا
أَرَادَا
حَبَّا
هم
ذَهَبُوْا
رَجَعُوا
أَرَادُوا
حَبُّو
هي
ذَهَبَتْ
رَجَعَتْ
أَرَادَتْ
حَبَّتْ
هما
ذَهَبَتَا
رَجَعَتَا
أَرَادَتَا
حَبَّتَا
هن
ذَهَبْنَ
رَجَعْنَ
أَرَدْنَ
حِبْنَ
أنتَ
ذَهَبْتَ
رَجَعْتَ
أَرَدْتَ
حِبْتَ
أنتما
ذَهَبْتُمَا
رَجَعْتُمَا
أَرَدْتَمَا
حِبْتُمَا
أنتم
ذَهَبتُمْ
رَجَعْتُمْ
أَرَدْتُمْ
حِبْتُمْ
أنتِ
ذَهَبْتِ
رَجَعْتِ
أَرَدْتِ
حِبْتِ
أنتما
ذَهَبْتُمَا
رَجَعْتُمَا
أَرَدْتُمَا
حِبْتُمَا
أنتن
ذَهَبْتُنَّ
رَجَعْتُنَّ
أَرَدْتُنَّ
حِبْتُنَّ
أنا
ذَهَبْتُ
رَجَعْتُ
أَرَدْتُ
حِبْتُ
نحن
ذَهَبْنَا
رَجَعْنَ
أَرَدْنَا
حِبْنَا
فعل المضارع (kata kerja sekarang)
هو
يَذْهَبُ
يَرْجِعُ
يُرِيْدُ
يُحِبُّ
هما
يَذْهَباَنِ
يَرْجِعَانِ
يُرِيْدَانِ
يُحِبَّانِ
هم
يَذْهَبُوْنَ
يَرْجِعُوْنَ
يُرِيْدُوْنَ
يُحِبُّوْنَ
هي
تَذْهَبُ
تَرْجِعُ
تُرِيْدُ
تُحِبُّ
هما
تَذْهَباَنِ
تَرْجِعَانِ
تُرِيْدَانِ
تُحِبَّانِ
هن
يَذْهَبْنَ
يَرْجِعْنَ
يُرِدْنَ
يُحِبْنَ
أنتَ
تَذْهَبُ
تَرْجِعُ
تُرِيْدُ
تُحِبُّ
أنتما
تَذْهَباَنِ
تَرْجِعَانِ
تُرِيْدَانِ
تُحِبَّانِ
أنتم
تَذْهَبُوْنَ
تَرْجِعُوْنَ
تُرِيْدُوْنَ
تُحِبُّوْنَ
أنتِ
تَذْهَبِيْنَ
تَرْجِعِيْنَ
تُرِيْدِيْنَ
تُحِبّيْنَ
أنتما
تَذْهَباَنِ
تَرْجِعَانِ
تُرِيْدَانِ
تُحِبَّانِ
أنتن
تَذْهَبْنَ
تَرْجِعْنَ
تُرِدْنَ
تُحِبْنَ
أنا
أَذْهَبُ
أَرْجِعُ
أُرِيْدُ
أُحِبُّ
نحن
نَذْهَبُ
نَرْجِعُ
نُرِيْدُ
نُحِبُّ
فعل اْلأَمْرِ (kata kerja sekarang)
أنتَ
إِذْهَبْ
إِرْجِعْ

حُبْ
أنتما
إِذْهَبَا
إِرْجِعَا

حُبَّا
أنتم
إِذْهَبُوْا
إِرْجِعَا

حُبُّوا
أنتِ
إِذْهَبِيْ
إِرْجِعِيْ

حُبِّيْ
أنتما
إِذْهَبَا
إِرْجِعَا

حُبَّا
أنتن
إِذْهَبْنَ
إِرْجِعْنَ

حُبْنَ
Kosa Kata Harian
فُوْهَةُ الْبُرْكَانُ
Kawah
دَرَّاجَةٌ
Sepeda
مُتْحَفٌ
Museum
دَرَّاجَةٌ بُخَارِيَّةٌ
Sepeda Motor
قِمَّةُ الْجَبَلِ
Puncak Gunung
اَلْحَدِيْقَةُ الْمُصُغَّرَةُ لِلإِنْدُوْنِيْسِيَا اَلْجَمِيْلَةُ
TMII
جَبَلٌ
Gunung


حَدِيْقَةُ الْحَيَوَانَاتِ
Kebun Binatang


هَيْكَلٌ
Telingan


بُخَيْرَةٌ
Kaki


عَرَبَةٌ
Rambut


سَيَّارَةٌ
Air






Contoh :
1
أَنَا أَذْهَبُ إِلَى شَاطِئِ الْبَحْرِ
Saya pergi ke pantai.
2
أَنَا سَأَذْهَبُ إِلَى الْبُحَيْرَةِ غَدًا
Saya akan pergi ke danau besok.
3
أَنَا سَأَرْجِعُ مِنْ حَدِيْقَةِ الْحَيَوَانَاتِ اَلْيَوْمَ
4
أَنَا أُحِبُّ الرِّحْلَةَ إِلَى الْهَيْكَلِ
Saya suka wisata ke Candi.
5
أَنَا أُرِيْدُ أَنْ أَذْهَبَ إِلَى الْغَارِ
Saya ingin pergi ke goa.
6
رَجَعَ حَامِدٌ مِنَ الْحَدِيْقَةِ الْمُصَغَّرَةِ ِلْلإِنْدُوْنِيْسِيَا اَلْجَمِيْلَةِ أَمْسِ
Hamid telah kembali dari TMII kemarin.
7
رَجَعْتُ مِنَ الْمُتْحَفِ أَمْسِ
Saya telah kembali dari museum kemarin.
Wednesday, January 09, 2013 | 0 comments | Read More
 
© Copyright 2010-2011 belajar bareng imam All Rights Reserved.
Template Design by imam satria | Published by imam pancen oyeee